Wednesday, October 26, 2011

 

Simple test

This is a test

You are driving down the road in your car on a wild, stormly night,
when you pass by a bus stop and you see three people waiting for the bus;

1. An old lady who looks as if she is about to die.
2. An old friend who once saved your life.
3. The perfect partner you have been dreaming about.

Which one would you choose to offer a ride to, knowing that three could only be one passenger in your car?
Think before you continue reading.


This is a moral/ethical dilemma that was once actually used as part of a job application. You could pick up the old lady, because she is going to die, and thus you should save her first. Or you could take the old friend because he once saved your life, and this would be the perfect chance to pay him back. However, you may never be able to find your perfect mate again.

----------------------------------------

YOU WON'T TO BELIEVE THIS....................

The candidate who was hired ( out of 200 applicants ) had no trouble coming up with his answer.

He simply answered: ' I would give the car keys to my old friend and let him take the lady to the hospital. I would stay behind and wait for the bus with the partner of my dreams.


' Some time, we gain more if we are able to give up our stubborn thought limitation.
Never forget to ' Think Out of the Box '.

Warm Regards,


Labels: ,


Monday, April 4, 2011

 

Sex Nyaman, perlambat proses penuaan


SAAT berhubungan intim, bisa jadi kaum pria tidak terlalu memperhatikan apakah pasangannya merasa nyaman atau tidak dengan "permainan" nakal yang dilakukannya.

P a d a h a l, kenyamanan memegang peranan penting untuk memuaskan si dia. Jika kondisi ini yang dihadapi, biasanya kaum hawa hanya memendamnya dalam hati.


Bila hal tersebut yang tengah anda hadapi, maka anda harus memastikan pasangan merasa nyaman dengan 'perlakuan' yang berhubungan dengan seks. Pasalnya, berdasarkan studi yang dilakukan oleh Dr. David Weeks, Clinical Neuropsyichologist dari Rumah sakit Scotland's Royal Edinburgh, seks dapat memperlambat proses penuaan. Tapi, ada syaratnya. Apabila antar pasangan suami istri (pasutri) merasakan nyaman ketika berhubungan intim. Sebab, bila tubuh dalam kondisi siap menerima "serangan" dari pasangannya, "miss V" wanita akan mengeluarkan banyak cairan pelumas, yang mana ini mempermudah jalan masuknya "mr P". Seperti yang dilansir dari Care Fair, meningkatnya produksi estrogen turut andil dalam merawat rambut agar senantiasa sehat. Konon dari hasil penelitian David Weeks, kulit juga tampak lebih bersinar jika pasutri memiliki kehidupan seks yang harmonis (nsa).


Maka kondisi kesehatan jiwa raga serta stamina yang fit sangat diperlukan . Penambahan stamina untuk kaum pria bisa diperoleh denga mengkonsumsi segala sesuatu yang sehat da halal. Anda juga bisa menkonsumsi ramuan herbal GASA, formula herbal pemulih stamina yang loyo, menguatkan badan dan menambah tenaga. Depkes RI No. TR 961380911.


Formula alami dalam bentuk kapsul tanpa efek samping, karena berbahan dasar alami tanpa campuran Bahan Kimia Obat Berbahaya (BKO) yang dilarang pemerintah.

Anda bisa kunjungi Toko Kami disini


Sudah siapkah Anda memulai hubungan bercinta yang sesungguhnya dengan pasangan Anda. Tak dipungkiri, kondisi kesehatan jiwa raga serta stamina yang fit dapat membuatnya makin sayang, dan tetap dalam pelukan Anda.


Silahkan kunjungi Toko Kami dan dapatkan beberapa produk unggulannya.

semoga Anda selalu bahagia.

Labels: , , ,


Saturday, April 2, 2011

 

Suamiku Kini Telah Tiada Tetapi Penyesalanku Akan Terus Ada (True Story)

Kisah nyata yang di PM seorang sahabat... Silahkan simak kisah nyata ini dan ambil hikmah di dalamnya :D

Namaku Rina Amalina. Ini adalah kisah nyata di kehidupanku. Berat rasanya harus menanggung beban penyesalan dan kepedihan ini lalu menuangkannya kedalam sebuah tulisan. Namun aku berharap penyesalan ini tidak akan dirasakan oleh istri-istri lainnya yg membaca tulisan pendekku ini.


Seorang suami yg kucintai, yg begitu besar pengorbanannya sebagai seorang suami dan ayah bagi keluargaku, yg begitu tulus kasih sayangnya untukku dan anakku, namun belum menerima perlakuan yang layak dariku, kini telah pergi untuk selamanya.


Suamiku adalah seorang pekerja keras. Dia membangun segala yang ada di keluarga ini dari nol besar hingga menjadi seperti saat ini. Sesuatu yang kami rasa sudah lebih dari cukup.


Aku merasa sangat berdosa ketika teringat suamiku pulang bekerja dan aku menyambutnya dengan amarah, tak kuberikan secangkir teh hangat melainkan kuberikan segenggam luapan amarah. Selalu kukatakan pada dia bahwa dia tak peduli padaku, tak mengerti aku, dan selalu saja sibuk dengan pekerjaannya.



Setiap suamiku pulang kerja. Dia selalu mengatakan, “ ibu capai? istirahat dulu saja”. Dengan kasar kukatakan, “ya jelas aku capai, semua pekerjaan rumah aku kerjakan. Urus anak, urus cucian, masak, nganter anak sekolah, belanja, ayah tahunya ya pulang datang bersih.titik.” dengan muka masam dan bersungut.


Sungguh, bagaimana perasaan suamiku saat itu. Tapi dia hanya diam saja. Sembari tersenyum dan pergi ke dapur membuat teh atau kopi hangat sendiri. Padahal kusadari. Beban dia sebagai kepala rumah tangga jauh lebih berat di banding aku. Pekerjaannya jika salah pasti sering di maki-maki pelanggan. Tidak kenal panas ataupun hujan dia jalani pekerjaannya dengan penuh ikhlas.


Tapi kini aku tahu. Semua ucapanku selama ini salah dan hanya menjadi penyesalanku karena dia telah tiada. Temannya mengatakan padaku sepeninggal kepergiannya. Bahwa dia selalu membanggakan aku dan anakku di depan rekan kerjanya.

Dia berkata, “ setiap kali kami ajak dia makan siang, mas anwar jarang sekali ikut kalau tidak penting sekali, alasannya slalu tak jelas. Dan lain waktu aku sempat menanyakan kenapa dia jarang sekali mau makan siang, dia menjawab, “ aku belum melihat istriku makan siang dan aku belum melihat anakku minum susu dengan riang, lalu bagaimana aku bisa makan siang.”

Saat itu aku tertegun, "aku salut pada suamimu. Dia sosok yang sangat sayang pada keluarganya. Suamimu bukan saja orang yang sangat sayang pada keluarga, tapi suamimu adalah sosok pemimpin yang hebat. Selalu mampu memberikan solusi-solusi jitu pada perusahaan.”

Aku menahan air mataku karena aku tak ingin menangis di depan rekan kerja suamiku. Aku sedih karena saat ini aku sudah kehilangan sosok yang hebat. Teringat akan amarahku pada suamiku, aku selalu mengatakan dia slalu menyibukkan diri pada pekerjaan, dia tak pernah peduli pada anak kita.

Namun itu semua salah. Sepeninggal suamiku. Aku menemukan dokumen2 pekerjaannya. Dan aku tak kuasa menahan tangis membaca di tiap lembar di sebuah buku catatan kecil di tumpukan dokumen itu, yang salah satunya berbunyi:

“ Perusahaan kecil CV. Anwar Sejahtera di bangun atas keringat yang tak pernah kurasa. Kuharap nanti bukan lagi CV.Anwar Sejahtera, melainkan akan di teruskan oleh putra kesayanganku dengan nama PT. Syahril Anwar Sejahtera.

Maaf nak, ayah tidak bisa memberikanmu sebuah kasih sayang berupa belaian. Tapi cukuplah ibumu yang memberikan kelembutan kasih sayang secara langsung. Ayah ingin lakukan seperti ibumu. Tapi kamu adalah laki-laki. Kamu harus kuat. Dan kamu harus menjadi laki-laki hebat. Dan ayah rasa, kasih sayang yang lebih tepat ayah berikan adalah kasih sayang berupa ilmu dan pelajaran.

Maaf ayah agak keras padamu nak. Tapi kamulah laki-laki. Sosok yang akan menjadi pemimpin, sosok yang harus kuat menahan terpaan angin dari manapun. Dan ayah yakin kamu dapat menjadi seperti itu.”

Membaca itu, benar2 baru kusadari betapa suamiku menyayangi putraku, betapa dia mempersiapkan masa depan putraku sedari dini. Betapa dia memikirkan jalan untuk kebaikan anak kita.

Suamiku meninggalkanku setelah terkena serangan jantung di ruang kerjanya, tepat setelah aku menelponnya dan memaki-makinya. Sungguh aku berdosa. Selama hidupnya tak pernah aku tahu bahwa dia mengidap penyakit jantung. Hanya setelah sepeninggalnya aku tahu dari pegawainya yang sering mengantarnya ke klinik spesialis jantung yang murah di kota kami.

Pegawai tersebut bercerita kepadaku bahwa sempat dia menanyakan pada suamiku. “Pak kenapa cari klinik yang termurah? saya rasa bapak bisa berobat di tempat yg lebih mahal dan lebih memiliki pelayanan yang baik dan standar pengobatan yang lebih baik pula”

Dan suamiku menjawab, “tak usahlah terlalu mahal. Aku hanya ingin tahu seberapa lama aku dapat bertahan. Tidak lebih. Dan aku tak mau memotong tabungan untuk hari depan anakku dan keluargaku. Aku tak ingin gara-gara jantungku yang rusak ini mereka menjadi kesusahan. Dan jangan sampai istriku tahu aku mengidap penyakit jantung. Aku takut istriku menyayangiku karena iba. Aku ingin rasa sayang yang tulus dan ikhlas.”

Ya Robb..Maafkan hamba-Mu ini Ya Allah, hamba tak mampu menjadi istri yang baik. Hamba tak sempat memberikan rasa sayang yang pantas untuk suami hamba yang dengan tulus menyayangi keluarga ini.

Aku malu pada diriku. Hanya tangis dan penyesalan yang kini ada. Seandainya aku boleh kembali ke masa lalu, ingin rasanya kuperlakukan dia sebagaimana mestinya. Tapi kenyataan berbicara lain. Kini ini ia telah memejamkan matanya untuk selama lamanya. Hanyalah penyesalan dan kesedihan yang kini tersisa di dada.

Aku menulis ini sebagai renungan kita bersama. Agar kesalahan yang ku lakukan tidak di lakukan oleh wanita-wanita yang lain. Karena penyesalan yang datang di akhir tak berguna apa-apa.

Banggalah pada suamimu yang senantiasa meneteskan keringatnya hingga lupa membasuhnya dan mengering tanpa dia sadari. Banggalah pada suamimu, karena ucapan itu adalah pemberian yang paling mudah dan paling indah jika suamimu mendengarnya.

Sambut kepulangannya di rumah dengan senyum dan sapaan hangat. Kecup keningnya agar dia merasakan ketenangan setelah menahan beban berat di luar sana. Sambutlah dengan penuh rasa tulus ikhlas untuk menyayangi suamimu. Selagi dia kembali dalam keadaan dapat membuka mata lebar-lebar, dan bukan kembali sembari memejamkan mata tuk selamanya.


Teruntuk suamiku. Maafkan aku sayangku. Terlambat sudah kata ini ku ucapkan. Aku janji pada diriku sendiri teruntukmu. Putramu ini akan kubesarkan seperti caramu. Putra kita ini akan menjadi sosok yang sepertimu. Aku sangat bangga padamu, aku sayang padamu.

Istrimu,


Rina


Labels: ,


Monday, March 7, 2011

 

Olah Pikir


Mengikuti beberapa tread di forum2 tentang pola pikir yang membawa akibat bagi perkembangan kehdupan yang bersumber dari cara mengolah pikir dan menghasilkan kekuatan pikiran untuk mengubah keadaan yang akan terjadi.

Aku juga pernah berpikir bahwa ternyata seseorang sering mengolah pikir dengan keliru. Fakta bahwa sering Diri mengolah pikir dengan keliru mengakibatkan banyak persoalan/ menyusahkan dikemudian waktu...
contoh: ada yg berpikir,
Tentulah aku senang bila aku mengundang banyak orang dalam acara nikahku nanti, aku akan menyediakan banyak hidangan untk menjamu para tamu... untuk merealisasikan niat tersebut aku perlu meminjam uang. Namun bilamana rencana tersebut benar-benar terjadi maka tentulah aku akan sangat susah untuk mengemblikan uang pinjaman... dan susahnya akan terbawa berhari-hari sampai utang tersebut lunas...

Tapi, andai aku tidak meminjam uang dan acara nikahan diadakan sederhana, toh niat utama nikah tetap terjadi dan aku tidak akan susah dengan urusan hutang...


Kerap terjadi pada Diri siapapun... dimanapun, mulai dari perkara ringan sampai perkara berat-berat... keliru pikir mengakibatkan kesulitan/ persoalan, tepat pikir mengakibatkan....
tentulah lebih banyak Diri yg telah mengalaminya....

Betul banget ....
contoh yg seringkali di alami semua orang, teruslah berjuang untuk mewujudkan semua keinginan & cita-cita dan betul bahwa segalanya harus dipikirkan dulu .

keliru pikir....??
kalo kurang dipikir gimana??

tapi kalo terlalu banyak dipikir ... malah suka jadi plinplan.....

misalnya.....

aku pengen punya usaha kecil.....modal udah ada...persiapan uda lengkap....PD ada....tapi karena terlalu banyak mikir....jadi malah takut....mau maju terus malah ragu....hehe

jadi ingat, saat abis baca sesuatu yang cocok dengan hal ini , kata - kata sakti nya bapak salam super..

“Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu yang dipikirkan
panjang-panjang oleh orang pintar. Walhasil orang orang pintar menjadi
staf-nya orang bodoh.
...


Jadilah orang bodoh yang pinter dari pada jadi orang pinter yang bodoh.
Kata kunci nya adalah 'resiko' dan 'berusaha',
karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil,
selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.
Orang pinter berpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk
selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut.
Dan mengabdi pada orang bodoh... “

Olah pikir yg benar/ tepat tentu saja tidak sama dengan "terlalu banyak pikir".... plinplan pun akibat dari olah pikir yg kurang tepat dan memang harus banyak referensi mendukung untuk keputusan tepat... aspek Berani (bukan bagian dr olah pikir lebih tepat di olah rasa) sangat diperlukan ...

takut

adalah bagian dari Rasa yg sebaiknya dipilah2 agar lebih tepat...


berpikir tentu dibutuhkan untuk mengatasi masalah...berpikir dan berpikir karena itu yang membedakan manusia dengan makhluk lain...saya berpikir maka saya ada, demikian ujar filsuf kenamaan masalalu. Akan tetapi bukankah pada faktanya pikir sering mengelabui DIRI...? sehingga menurut saya sangat perlu diolah dan tidak asal pikir...
saya berpikir tidak tepat/ keliru maka keberadaan saya tidak tepat pula.

Itulah yang namanya berpikir kritis...berpikir dengan pemahaman yang lebih mendalam dan tidak asal menelan saja mentah2 teori ataupun pengetahuan yang ada...dengan demikian bukan tidak mungkin akan melahirkan pemikiran yang lebih baru pula...mengenai mengelabui diri, sudah sedemikian kenalkah dengan diri sendiri...lagipula yang namanya mengelabui diri konotasinya terasa terdengar lebih baik ketimbang mengelabui orang lain...bukankah begitu...

Jadi menurut saya, bebaslah berpikir yang mengarahkan diri pada kebaikan-kebaikan umum-untuk kebaikan orang lain maupun diri sendiri...
Hasil pikir yang ditindaklanjuti dg perbuatan maupun tidak, pasti mengandung akibat... nah persoalan yang sering "mengelabui" diri adalah
Diri tidak memikirkan semua akibat yg mungkin terjadi, atau memang Diri memilih yg berakibat buruk yg bisa terjadi sekarang atau nanti...
memang pikir tidak bisa berdiri sendiri...
soal "keinginan", saya sendiri belum jelas apakah itu bagian dari pikir atau emosi(emotional question)...
menurut saya pikir dan ingin adalah dua hal yang berbeda...


Apa yang aku tulis belum tentu persis seperti apa yang aku pikir... yang aku rasa...yang aku imani...

Salah satu olah pikir yg keliru yg sering terjadi pada Guru, Dosen, Yg merasa mengetahui adalah :
Ketika menjelaskan sesuatu kepada Diri lain, sesuatu yg dianggap mudah, sesuatu yg sudah puluhan tahun diajarkan berulang-ulang, dianggapnya bahwa "pastilah" si pembelajar mudah memahaminya. namun faktanya tidak demikian yg terjadi pada diri si pembelajar...
terkadang Guru tidak berpikir, bagaimana jika posisi ditukar... apakah faktanya memang demikian mudah menerima sesuatu itu?


Apa yang saya pikir belum tentu Benar, Tepat seperti Fakta...

Ini namanya mengubah mindset ke arah "Positive Thingking" alias berpikir positif. Mungkin kalo dalam bahasa khususnya "khusnudzon". Ya dengan mengubah mindset tersebut, maka apa yang akan dihadapi akan terasa mudah dan mungkin malah dimudahkan (law of attracton).

Sebenarnya aku tidak terlalu nyaman jika pendapat/ argumen Diri lain sejalan dgku. Pendapat : betul, setuju, ya akan cenderung menghambat olah pikir. saya rasa/kira perbedaan pendapat/ ide akan lebih baik untuk menggali/ explore pikir.

Apa yang aku rasa-pikir belum tentu yang sebenarnya, apa adanya, faktanya...

Kalau dipikir2...pembelajaran ini menguntungkan juga

Olah pikir sepertinya tidak bisa berdiri sendiri. Pikir sepertinya berasal dari Ingin, dan bila pikir disinergikan dengan Rasa sepertinya lebih baik lagi.
Maksudku; contoh : seseorang yg sudah dikaruniai Istri/ Suami yg baik, cantik/ ganteng, ...dll yg baik. karena ingin sesuatu yg berbeda maka : dia pikir jika dia berhubungan / menjalin ...dll dengan pria/ wanita berbeda "tentu aku senang, atau mungkin bahagia". tetapi faktanya setelah inginnya tersebut terlaksana, bukankah dia ternyata tidak mendapatkan seperti yg diinginkan?
disinilah letak salah satu olah pikir yg keliru, dan jika dipikir2 : ternyata yg namanya ingin bisa berubah2, faktanya ingin bisa membengkak atau mengkerut.
Lalu...? seharusnya bagaimana...

"Apa yang aku tulis belum tentu persis seperti yang aku pikir, ingin, rasakan..."

Baru saja saya reunian dengan mantan teman2 sekolah saya saat SMP dulu di kampung sana...
Percaya atau tidak, yg dulunya itu preman sekolahan (jago bolos, suka berkelahi, tukang palak, rapornya rangking 5 dari bawah) malah rata2 sukses jadi manajer, juragan beras, bandar telur asin sukses dan beberapa jadi bos di usaha mereka sendiri.
Sementara yg juara kelas dan favorit para guru malah jadi staff kantoran biasa, pegawai negeri bahkan ada yg jadi tukang sayur.


Saya jadi merenung sendiri, kenapa bisa?
ternyata jawabannya adalah mengenai pola pikir. Para juara kelas tadi, mungkin pintar dalam hal keilmuan, pola pikirnya sudah terpola dengan kurikulum dan cara berpikir para guru (iya juga sih, dimana kita sepakat dengan cara berpikir guru, maka nilai kita akan semakin baik. Cobalah membantah guru, walaupun anda benar, dijamin nilai anda jebot) serta kurang tanggap melihat peluang. Sementara para preman tadi lebih bisa survive di dunia pekerjaan yg ada, karena mereka punya ketegasan.


Banyak orang justru terperangkap oleh daya khayal mereka sendiri. Kalau dalam istilah psikologi, ini namanya "mental blocking". Jangan khawatir, anda tidak sendiri. 90% orang di dunia ini terperangkap oleh pikiran mereka sendiri (prisoner of your mind).

Aku sedang berpikir : sebab-akibat,
apa sebabnya fkmember kurang respek/ sekedar membaca kurang comment terhadap thread?
apa akibatnya jika respek kurang atau kelebihan respek?
sepertinya : segala sesuatu ada penyebabnya dan diikuti dengan akibat...
apakah benar, memang demikian faktanya teks di atas?


Apakah pertanyaan akan selalu ada jawaban?

Labels: ,


Sunday, March 6, 2011

 

Perempuan...

Tuk yg belum baca... nice story...


PEREMPUAN YANG DICINTAI SUAMIKU



Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.


Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.


Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.


Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.


Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.


Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami. Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.


Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.


Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.


Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.


Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,


" Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya, " lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan….aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !


Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.


Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.


Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.


Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.


Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, " Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?"


Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,


Dear Meisha,


Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.


Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.


Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.


Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.


yours,

Mario


Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.


Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.


Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.


Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.


Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.


Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.


**********


Setahun kemudian…


Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.


" Mario, suamiku….


Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku…..


Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.


Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, " kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?"

Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.


Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.


Istrimu,

Rima"


Di surat yang lain,


"………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha……"


Disurat yang kesekian,


"…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.


Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….


Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya…….."


Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya… dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.


Disurat terakhir, pagi ini…


"…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.


Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.


Tahukah engkau suamiku,


Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?………"


Jelita menatap Meisha, dan bercerita,


" Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……" Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.


Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.


Dear Meisha,


Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?


Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku….


Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.


Jakarta, 7 Januari 2009 (dedicated to my friend....may you rest in peace...)


Labels:


 

Jangan Terlalu lama menunda


Jika Anda menemukan suatu peluang bisnis dari orang terpercaya misalnya teman Anda sendiri yang sudah anda ketahui kredibilitasnya maka sebainya tidak terlalu lama menunda untuk mengambil peluang bisnis tersebut. Usahakan sebaik mungkin bagaimana caranya agar anda bisa berpartisipasi. Kalau memang peluang bisnis tersebut sudah cocok dengan selera anda, cocok juga dengan waktu dan tenaga anda (maksud saya anda bisa mengalokasikan waktu dan tenaga) serta juga anda punya modal dan ketrampilan yang memadai maka silahkan dipercepat keputusan Anda itu, atau silahkan pelajari ketrampilan baru yang diperlukan untuk sukses.

Kalau masalah modal, tentunya memang benar bahwa setiap bisnis perlu modal yang besar, namun percayalah modal yang lebih besar lagi bukannya uang melainkan diri anda sendiri, kredibilitas anda sendiri, punya banyak teman, bekerja keras dan tekun, ketrampilan promosi, menjadi orang yang rajin, dan sebagainya. Uang yes, memang perlu pastinya. Tetapi jika sebelum ini anda sudah menjadi orang yang kredible maka sudah alaminya anda pun sekarang punya uang. right?

Jangan Terlalu Lama Menunda, bukankah lebih cepat lebih baik? Yes!. Namun demikian juga sangat jelas, jangan terlau terburu-buru juga.

Semoga bermanfaat untuk Anda.

"Arya2011"

Ikuti Training Bisnis Foredi Lengkap Di website ini, dapatkan juga Toko Online Gratis untuk Anda yang siap bekerja dan berhasil: Abe Bagus Network Indonesia

Semoga Anda sukses.

Labels: ,


Saturday, December 11, 2010

 

Refresh password

Alhamdulillah..., Setelah sekian lama gak bisa masuk ke ini blog, malam ini bisa menulis kembali.
Gimana coba.. karena lama gak pernah buka karena kesibukan eh pas mau sign in lupa paswrodnya sampai beberapa kali dan hampir 8 bulan gak pernah bisa buka nih blog hehe...

Walaupun menulis asal-asalan tapi kalau lama gak nulis ya kangen juga... walau tulisan gak bermutu biarin aja he he, emang gue fikirin. Kalau ada yang mau mengajariku dengan sukarela ya terimakasih sekali...
Cuman koneksi lwambat sekali disini, maklum hidup di base camp.


Udah ah.. ini introduce aja karena lama gak menulis he he...

Nih foto Base Camp...

Labels:


This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]