Monday, March 7, 2011

 

Olah Pikir


Mengikuti beberapa tread di forum2 tentang pola pikir yang membawa akibat bagi perkembangan kehdupan yang bersumber dari cara mengolah pikir dan menghasilkan kekuatan pikiran untuk mengubah keadaan yang akan terjadi.

Aku juga pernah berpikir bahwa ternyata seseorang sering mengolah pikir dengan keliru. Fakta bahwa sering Diri mengolah pikir dengan keliru mengakibatkan banyak persoalan/ menyusahkan dikemudian waktu...
contoh: ada yg berpikir,
Tentulah aku senang bila aku mengundang banyak orang dalam acara nikahku nanti, aku akan menyediakan banyak hidangan untk menjamu para tamu... untuk merealisasikan niat tersebut aku perlu meminjam uang. Namun bilamana rencana tersebut benar-benar terjadi maka tentulah aku akan sangat susah untuk mengemblikan uang pinjaman... dan susahnya akan terbawa berhari-hari sampai utang tersebut lunas...

Tapi, andai aku tidak meminjam uang dan acara nikahan diadakan sederhana, toh niat utama nikah tetap terjadi dan aku tidak akan susah dengan urusan hutang...


Kerap terjadi pada Diri siapapun... dimanapun, mulai dari perkara ringan sampai perkara berat-berat... keliru pikir mengakibatkan kesulitan/ persoalan, tepat pikir mengakibatkan....
tentulah lebih banyak Diri yg telah mengalaminya....

Betul banget ....
contoh yg seringkali di alami semua orang, teruslah berjuang untuk mewujudkan semua keinginan & cita-cita dan betul bahwa segalanya harus dipikirkan dulu .

keliru pikir....??
kalo kurang dipikir gimana??

tapi kalo terlalu banyak dipikir ... malah suka jadi plinplan.....

misalnya.....

aku pengen punya usaha kecil.....modal udah ada...persiapan uda lengkap....PD ada....tapi karena terlalu banyak mikir....jadi malah takut....mau maju terus malah ragu....hehe

jadi ingat, saat abis baca sesuatu yang cocok dengan hal ini , kata - kata sakti nya bapak salam super..

“Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu yang dipikirkan
panjang-panjang oleh orang pintar. Walhasil orang orang pintar menjadi
staf-nya orang bodoh.
...


Jadilah orang bodoh yang pinter dari pada jadi orang pinter yang bodoh.
Kata kunci nya adalah 'resiko' dan 'berusaha',
karena orang bodoh perpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil,
selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.
Orang pinter berpikir panjang maka dia bilang resikonya besar untuk
selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut.
Dan mengabdi pada orang bodoh... “

Olah pikir yg benar/ tepat tentu saja tidak sama dengan "terlalu banyak pikir".... plinplan pun akibat dari olah pikir yg kurang tepat dan memang harus banyak referensi mendukung untuk keputusan tepat... aspek Berani (bukan bagian dr olah pikir lebih tepat di olah rasa) sangat diperlukan ...

takut

adalah bagian dari Rasa yg sebaiknya dipilah2 agar lebih tepat...


berpikir tentu dibutuhkan untuk mengatasi masalah...berpikir dan berpikir karena itu yang membedakan manusia dengan makhluk lain...saya berpikir maka saya ada, demikian ujar filsuf kenamaan masalalu. Akan tetapi bukankah pada faktanya pikir sering mengelabui DIRI...? sehingga menurut saya sangat perlu diolah dan tidak asal pikir...
saya berpikir tidak tepat/ keliru maka keberadaan saya tidak tepat pula.

Itulah yang namanya berpikir kritis...berpikir dengan pemahaman yang lebih mendalam dan tidak asal menelan saja mentah2 teori ataupun pengetahuan yang ada...dengan demikian bukan tidak mungkin akan melahirkan pemikiran yang lebih baru pula...mengenai mengelabui diri, sudah sedemikian kenalkah dengan diri sendiri...lagipula yang namanya mengelabui diri konotasinya terasa terdengar lebih baik ketimbang mengelabui orang lain...bukankah begitu...

Jadi menurut saya, bebaslah berpikir yang mengarahkan diri pada kebaikan-kebaikan umum-untuk kebaikan orang lain maupun diri sendiri...
Hasil pikir yang ditindaklanjuti dg perbuatan maupun tidak, pasti mengandung akibat... nah persoalan yang sering "mengelabui" diri adalah
Diri tidak memikirkan semua akibat yg mungkin terjadi, atau memang Diri memilih yg berakibat buruk yg bisa terjadi sekarang atau nanti...
memang pikir tidak bisa berdiri sendiri...
soal "keinginan", saya sendiri belum jelas apakah itu bagian dari pikir atau emosi(emotional question)...
menurut saya pikir dan ingin adalah dua hal yang berbeda...


Apa yang aku tulis belum tentu persis seperti apa yang aku pikir... yang aku rasa...yang aku imani...

Salah satu olah pikir yg keliru yg sering terjadi pada Guru, Dosen, Yg merasa mengetahui adalah :
Ketika menjelaskan sesuatu kepada Diri lain, sesuatu yg dianggap mudah, sesuatu yg sudah puluhan tahun diajarkan berulang-ulang, dianggapnya bahwa "pastilah" si pembelajar mudah memahaminya. namun faktanya tidak demikian yg terjadi pada diri si pembelajar...
terkadang Guru tidak berpikir, bagaimana jika posisi ditukar... apakah faktanya memang demikian mudah menerima sesuatu itu?


Apa yang saya pikir belum tentu Benar, Tepat seperti Fakta...

Ini namanya mengubah mindset ke arah "Positive Thingking" alias berpikir positif. Mungkin kalo dalam bahasa khususnya "khusnudzon". Ya dengan mengubah mindset tersebut, maka apa yang akan dihadapi akan terasa mudah dan mungkin malah dimudahkan (law of attracton).

Sebenarnya aku tidak terlalu nyaman jika pendapat/ argumen Diri lain sejalan dgku. Pendapat : betul, setuju, ya akan cenderung menghambat olah pikir. saya rasa/kira perbedaan pendapat/ ide akan lebih baik untuk menggali/ explore pikir.

Apa yang aku rasa-pikir belum tentu yang sebenarnya, apa adanya, faktanya...

Kalau dipikir2...pembelajaran ini menguntungkan juga

Olah pikir sepertinya tidak bisa berdiri sendiri. Pikir sepertinya berasal dari Ingin, dan bila pikir disinergikan dengan Rasa sepertinya lebih baik lagi.
Maksudku; contoh : seseorang yg sudah dikaruniai Istri/ Suami yg baik, cantik/ ganteng, ...dll yg baik. karena ingin sesuatu yg berbeda maka : dia pikir jika dia berhubungan / menjalin ...dll dengan pria/ wanita berbeda "tentu aku senang, atau mungkin bahagia". tetapi faktanya setelah inginnya tersebut terlaksana, bukankah dia ternyata tidak mendapatkan seperti yg diinginkan?
disinilah letak salah satu olah pikir yg keliru, dan jika dipikir2 : ternyata yg namanya ingin bisa berubah2, faktanya ingin bisa membengkak atau mengkerut.
Lalu...? seharusnya bagaimana...

"Apa yang aku tulis belum tentu persis seperti yang aku pikir, ingin, rasakan..."

Baru saja saya reunian dengan mantan teman2 sekolah saya saat SMP dulu di kampung sana...
Percaya atau tidak, yg dulunya itu preman sekolahan (jago bolos, suka berkelahi, tukang palak, rapornya rangking 5 dari bawah) malah rata2 sukses jadi manajer, juragan beras, bandar telur asin sukses dan beberapa jadi bos di usaha mereka sendiri.
Sementara yg juara kelas dan favorit para guru malah jadi staff kantoran biasa, pegawai negeri bahkan ada yg jadi tukang sayur.


Saya jadi merenung sendiri, kenapa bisa?
ternyata jawabannya adalah mengenai pola pikir. Para juara kelas tadi, mungkin pintar dalam hal keilmuan, pola pikirnya sudah terpola dengan kurikulum dan cara berpikir para guru (iya juga sih, dimana kita sepakat dengan cara berpikir guru, maka nilai kita akan semakin baik. Cobalah membantah guru, walaupun anda benar, dijamin nilai anda jebot) serta kurang tanggap melihat peluang. Sementara para preman tadi lebih bisa survive di dunia pekerjaan yg ada, karena mereka punya ketegasan.


Banyak orang justru terperangkap oleh daya khayal mereka sendiri. Kalau dalam istilah psikologi, ini namanya "mental blocking". Jangan khawatir, anda tidak sendiri. 90% orang di dunia ini terperangkap oleh pikiran mereka sendiri (prisoner of your mind).

Aku sedang berpikir : sebab-akibat,
apa sebabnya fkmember kurang respek/ sekedar membaca kurang comment terhadap thread?
apa akibatnya jika respek kurang atau kelebihan respek?
sepertinya : segala sesuatu ada penyebabnya dan diikuti dengan akibat...
apakah benar, memang demikian faktanya teks di atas?


Apakah pertanyaan akan selalu ada jawaban?

Labels: ,


Comments: Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]





<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?

Subscribe to Posts [Atom]